SIDAYU | NUGres – Setelah gelaran Konferensi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Sidayu pada 5 November 2023 waktu lalu, di Gedung PNU Nurul Huda Wadeng Sidayu Gresik, diketahui mandat musyawarah tertinggi itu menetapkan Rais Syuriyah MWCNU Sidayu KH Moh Ma’ruf dan terpilih Ketua Tanfidziyah MWCNU Sidayu H Muhammad Asrofil, S.Ag.
Kendati demikian banyak pihak yang masih belum mengenal bahkan mengetahui sosok pria kelahiran 1972 asli Desa Randuboto, Kecamatan Sidayu Gresik ini. NUGres pun coba mengakrabi H Asrofil dengan melakukan sowan, Senin malam (13/11/2023) di kediamannya.
Disambut dengan hangat, perbincangan ringan sekaligus perkenalan satu sama lain dilakukan sebelum menuju beberapa poin pertanyaan wawancara. Dalam kesempatan ini, alumnus Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya ini menceritakan kembali, lintasan alur cerita bagaimana akhirnya amanah itu dipangkunya.
Seperti lumrahnya Nahdliyin dalam setiap pergulatan tampuk kekuasaan, H Asrofil juga demikian. Ia sama sekali tidak pernah terlintas bahkan “melirik” jabatan Ketua MWCNU Sidayu. Hingga diceritakan, rekan baik dan tandem diskusinya mengetuk nurani H Asrofil untuk menjadi salah satu kandidat dalam bursa calon pada Konferensi MWCNU Sidayu.
“Kebetulan ada beberapa orang, yang mungkin saya kira hanya sekedar omong-omong saja, “Ji yaopo menjelang konferensi Sidayu ini sampean termasuk dikandidatkan oleh teman-teman untuk jadi ketua MWCNU, Ji? Waduh gak ada berpikiran seperti itu,” beber H Asrofil saat melakukan percakapan dengan rekannya.
Namun, kian dekat dengan gelaran Konferensi, sejumlah tokoh-tokoh ranting NU di Sidayu pun terus mendukungnya. Ia pun melunak. Sehingga dirinya tidak lagi memiliki kapasitas menolak apalagi mengecewakan keinginan arus bawah. Hanya saja, ia meyakini bahwa sambil lalu menuruti dukungan itu, ia memasrahkan dirinya bahwa Allah Swt yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, bakal menentukan semuanya.
“Padahal saya sudah menyampaikan bahwa mestinya para Gus-gus lah yang lebih pantas menyandang mandat ini. Tapi pendapat saya dianggap kurang tepat lantaran maqom para Gus berada di Syuriyah atau setidaknya di Tanfidziyah lapisan lain. Ketua MWCNU menurut sebagian besar para pengurus ranting ini idealnya dijabat oleh orang lapangan. Akhrinya saya berprinsip, qulillāhumma mālikal-mulki tu`til-mulka man tasyā`u wa tanzi’ul-mulka mim man tasyā`u wa tu’izzu man tasyā`u wa tużillu man tasyā`, biyadikal-khaīr, innaka ‘alā kulli syai`ing qadīr. Saya pasrahkan kepada Allah Swt saja,” tuturnya.
NU Sidayu Kini dan Nanti
Perbincangan NUGres dengan Ketua MWCNU Sidayu yang baru saja terpilih dan berkhidmat untuk 2023 – 2028 terus menjangkau rute yang cukup jauh bahkan belum dijajaki. Namun, tetap berangkat dari keadaan terkini. Tentang perkembangan NU di Sidayu terkini, H Asrofil mengungkapkan bila yang bisa dilihat memang biasa-biasa saja. Namun, keadaan seperti ini juga melintasi pikiran dan benaknya.
“Dalam hati saya, bagaimana NU Sidayu ini paling tidak bisa setara dengan MWCNU di kecamatan yang lain. Memiliki Rumah Sakit. Memiliki Kantor dan Gedung MWCNU yang lebih luas. Itu beberapa hal yang tengah saya pikirkan. Dan akan kita carikan solusi bersama-sama ke depannya,” jelas pengusaha properti ini.
Disamping itu, H Asrofil bilang bahwa Wakil Cabang NU Sidayi ini memiliki 30 Ranting NU. Yang terbagi dalam “zonasi” Timur, Barat dan Tengah. Sehingga, menurutnya, membutuhkan semangat yang energik agar kesamaan persepsi demi menyongsong masa depan NU Sidayu bila ingin mengejar pencapaian seperti MWCNU yang lain.
Bahkan tanpa tedeng aling-aling H Asrofil mengagumi sekaligus menyebut MWCNU Bungah dan Dukun sebagai referensi dalam beberapa hal, utamanya soal kemandirian jamiyyah.
“Diakui MWCNU yang bisa kita lihat dan teladani saat ini misalnya MWCNU Bungah dan Dukun. Keduanya memiliki unit usaha jamiyyah yang sudah mewujudkan kemandirian organisasi dan akan mendukung kegitan rutin organisasi,” sambung H Asrofil yang juga mantan Kepala Desa Randuboto Sidayu ini.
Oleh karenanya, ia berpandangan bahwa MWCNU Sidayu ke depan harus melakukan komunikasi yang baik, intens, dengan mengakrabi 30 Ranting NU di Sidayu. Hal ini, kata dia, menghilangkan “zona” agar kekompakan memastikan akan mengakrabi seluruh ranting melalui sentuhan program
“Kita (MWCNU Sidayu) akan berusaha ada di situ (setiap kegiatan Ranting NU Sidayu), Majelis Wakil Cabang harus hadir disitu. Kita kompakkan. Bahwa kegiatan rutin harus diselipkan wawasan dan semangat ber-NU. Karenanya, saya akan menata bahwa dalam struktur NU Sidayu mendatang baik dari sidayu barat, timur dan tengah bersatu. Ini masih dalam proses penataan, mohon doanya agar diberikan kelancaran,” tukasnya.
Kolaborasi Banom, Pemerintah hingga Pemangku Sidayu
Disampaikan Ketua MWCNU Sidayu H Asrofil, kalau NU Sidayu ini harus bersyukur lantaran memiliki aset motivasi yang cukup besar yang akan dapat mendukung pelbagai kemajuan yang tengah diikhtiarkan..
“Selain banyak Gus-gus muda yang sangat bersemangat dalam menghidupkan NU Sidayu bahkan yang terlibat langsung, di Sidayu ini memilki modal semangat yang tinggi, sebab Rais Syuriyah Pengurus Cabang NU Gresik yakni Romo Kiai Haji Farhan juga berasal dari Sidayu. Inilah motivasi yang sangat besar bagi kita,” tandasnya.
Disamping itu, H Asrofil melihat bahwa sejumlah badan otonom NU di Anak Cabang Sidayu ini juga menampakkan keaktifan yang sangat luar biasa. Bagi Wakil Bendahara MWCNU Sidayu 2018 – 2023 keberadaan banom juga bakal menjadikan MWCNU Sidayu periodenya semakin mudah untuk melayani jamaah dan menyambut kemajuan.
“Dengan segala potensi di Sidayu ini, MWCNU Sidayu juga akan terbuka serta mendukung program-program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah daerah, pemerintah kecamatan serta stakeholder,” pungkasnya.