GRESIK | NUGres – Sebuah kalimat populer kerap kita dengar, ‘Jangan melukai hati penulis, atau kau akan abadi dalam karyanya’. Memang seringkali dipakai untuk menjelaskan pentingnya peranan yang digenggam oleh penulis. Ingatan zaman tidak sedikit disampaikan melalui karya para penulis.
Bahkan, seorang raja di zaman dahulu memiliki tim penulis hebat dan melekat yang disebut Pujangga keraton. Pujangga keraton bertugas melaksanakan titah raja menggali dan menyusun bahan data yang kelak menjadi serat atau babad.
Nah, Kiai Virtual Gresik, Ahmad Rofiq, tidak hanya ulung dalam menyampaikan narasi dakwah melalui ceramah atau tausiyah. Melainkan, ia juga salah satu penulis produktif yang dimiliki Kabupaten Gresik. Kali ini ia kembali meluncurkan sebuah buku berjudul ‘Tarekat Sang Kyai‘ KH Abdul Aziz Masyhuri.
Kepada NUGres, Kiai Virtual Gresik yang kini tengah mengembangkan Madrasah Diniyah Virtual (MDV) Al Hidayah itu menuturkan bahwa buku ini memuat tentang keseharian seorang ulama produktif dan kharismatik, KH Abdul Aziz Masyhuri, Denanyar Jombang.
Buku yang diterbitkan oleh CV Mitra Karya ini juga merekam kebiasaan-kebiasaan Kiai Aziz Masyhuri, seorang ulama yang telah menghimpun hasil muktamar NU dan Bahtsul Masail dari masa ke masa itu.
Jamak diketahui KH Abdul Aziz Masyhuri Denanyar Jombang merupakan seorang Kiai yang amat produktif melahirkan karya tulis. Beliau juga yang menulis buku best seller yang memuat biografi dan sejarah para kiai di Nusantara ini yang diberi judul, “99 Kiai Kharismatik Indonesia”.
Tidak hanya itu, terdapat lebih dari 200 karya tulis yang dihasilkan oleh ulama yang lahir di Senori Tuban tersebut. Baik yang berbahasa Arab, Indonesia maupun terjemahan.
“Buku ini berisi tentang perilaku serta kebiasaan-kebiasaan sehari-hari kiai saya, KH Abdul Aziz Masyhuri. Setidaknya dalam pengamatan saya yang selama tiga tahun dianugerahi Allah SWT bisa dekat dengan beliau,” tutur pria 45 tahun yang juga Sekretaris Lembaga Dakwah NU Cabang Gresik itu saat dihubungi NUGres, Kamis (20/7/2023) malam.
Buku ini, kata dia, bukan buku biografi atau buku sejarah yang dilengkapi dengan referensi yang mendetail. Melainkan, sebuah memoar yang mencatat kenangan, nasihat dan apapun yang berkaitan dengan sosok besar, KH Abdul Aziz Masyhuri Denanyar Jombang.
Semua dituturkan dalam perspektif penulisnya yakni Ahmad Rofiq, yang selama tiga tahun berdekatan dengan ulama penyusun buku kompilasi hukum Islam itu.
“Saya berharap, dengan menulis buku ini saya sedikit banyak akan mendapatkan barokah beliau. Setidaknya, dengan menulis tentang Romo KH Abdul Aziz Masyhuri, mau tidak mau saya akan sering mengingat dan menyebut nama beliau,” sambungnya.
“Dan sebagaimana dinyatakan oleh Imam Sufyan bin Uyainah, gurunya Imam Syafi’i, bahwa menyebut-nyebut orang solih akan menjadi pemantik bagi turunnya rahmat Allah SWT,” tutup lelaki yang juga anggota komisi Dakwah MUI Kabupaten Gresik ini.