BUNGAH | NUGres – Ma’had Al Jami’ah Universitas Qomaruddin (UQ) kembali menggelar Majelis Ya Kafi. Forum ber-tagline “Ngaji Ngopi Para Santri” ini telah memasuki edisi ketiga, Jumat (9/6/2023) malam.
Bertempat di Fakultas Kopi (FK) yang berada di lingkungan UQ Bungah Gresik, kegiatan dihadiri para santri dan masyarakat umum dari Bungah, Manyar, hingga Sidayu. Mereka tampak antusias mengikuti pemaparan tiga narasumber tersebut.
Majelis Ya Kafi kali ini dengan tema Jejak Sampurnan Falak di Sampurnan menghadirkan narasumber antara lain:
- Gus Faisol Amin, S.Hi., M.H., salah satu cucu dari KH Muhammad Zubair Abdul Karim
- Ustaz Abdul Karim Rozaq, seorang Santri Sampurnan, Praktisi Falakiyah
- H.M. Sulaiman Mahfudz sebagai Santri Sampurnan dan Pemerhati Perkembangan Falak di Gresik.
Lebih lanjut, mengantarkan pergumulan diskusi malam itu, penggerak Ma’had Al Jam’iyah UQ, Maghfur Munif, menyampaikan pilihan tema Jejak Falak Sampurnan malam itu dilatarbelakangi oleh kegelisahan kalangan anak muda.
“Kok kita nggak tahu gitu lho kalau ada ahli falak yang namanya sudah terkenal di mana-mana. Dan karyanya juga menjadi rujukan falak. Yaitu Ittifaqu dzatil Bain,” ujarnya.
Bahkan tambah Ipung sapaan akrabnya, kalau keawaman para anak muda ini menyebabkan kefatalan. Pasalnya, tidak dapat menceritakan ilmu falak karena nggak tahu bentuk kitabnya, nggak tahu apa isinya, padahal sang ahlinya falak itu ada di sekelilingnya.
Sementara itu, Gus Faisol Amin atau yang kerap disapa Gus Ishom dalam penjelasannya menyampaikan ilmu falak adalah ilmu terapan yang tidak bisa berdiri sendiri. Ilmu Falak berdiri dua yang mendasari ilmu fikih dan ilmu astronomi.
“Sebenarnya ilmu falak ini ilmu fikih. Karena memang tujuannya itu tujuannya fikih. Secara garis besar ilmu Falak itu pembahasannya ada empat arah kiblat, waktunya salat, penentuan awal bulan Hijriyah atau Qomariyah,” kata Gus Ishom mengawali ulasannya.
Dalam kesempatan itu, Gus Ishom yang juga merupakan Tim Falakiyah PCNU Gresik ini menjelaskan secara rinci karya Masyaikh Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Munawaroh Bungah, KH Muhammad Zubair Abdul Karim tersebut.
Gus Ishom menjelaskan kalau rujukan KH Muhammad Zubair Abdul Karim dalam menyusun metode falak didapatkan kala menimba ilmu di Jombang, merujuk kitab Badiatul Misal dan kitab Fathul Ro’uful Manan. Dari kitab rujukan itu, KH Muhammad Zubair Abdul Karim kemudian menyusun kitab Ittifaq dzatil bain.
“Kitab Ittifaq dzatil bain ini berisi tiga perhitungan pertama awal bulan hijriah, gerhana matahari, dan ketiga gerhana bulan. Sebenarnya ada lagi, tapi masih belum ditemukan,” terangnya.
Selanjutnya, Ustaz Abdul Karim dalam keterangannya menambahkan khazanah ilmu falak mulai dari Sampurnan dan perkembangannya di Gresik. Ia bahkan menyebut beberapa tokoh ilmu falak di Gresik.
Pada gilirannya H.M. Sulaiman Mahfudz sebagai pemateri ketiga mengerahkan semua ingatannya tentang dinamika ilmu falak di Sampurnan dan tersohornya KH Muhammad Zubair Abdul Karim dalam kancah nasional. H. Sulem demikian ia disapa juga memantik semangat kalangan muda untuk menggairahkan berbagai fan keilmuan karya para masyayikh Sampurnan Bungah Gresik khususnya perihal ilmu Falak.
Sebagai informasi, Majelis Ya Kafi gencar membangun forum diskusi di Fakultas Kopi. Dalam pertemuan pertama mengangkat tema Rotibul Haddad. Tema kedua mengangkat Sejarah Sampurnan dan kali ketiga ini mengenai Jejak Falak di Sampurnan Bungah.
Kendati penuh dengan informasi penting, namun suasana santai penuh keakraban diselingi tanya jawab khas para santri meluncur di forum tersebut hingga malam semakin larut.
Usai dialog, kegiatan dipungkasi dengan sambutan penutup oleh Kepala Pusat Studi Pesantren dan Masyarakat Kiai Mudhoffar Utsman, dan Pemangku Pondok Pesantren Qomaruddin KH Alauddin menutup dengan mendoakan agar kegiatan ini berkah dan berkelanjutan.
Kegiatan Majelis Ya Kafi yang ketiga ini dapat disimak kembali di channel Youtube Pondok Pesantren Qomaruddin, Bungah Gresik. Klik, di sini