*Oleh: Ahmad Rofiq, M.Pd
KOLOM KALEM | NUGres – Belajar adalah kewajiban setiap orang Islam, laki laki ataupun perempuan, tua ataupun muda, perjaka ataupun duda, masih dara ataupun sudah menjanda. Semua orang Islam wajib terus belajar dan mencari ilmu sebab tholabul ilmi adalah satu kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan.
Salah satu materi penting yang harus dipelajari oleh setiap orang Islam adalah soal aqidah atau keyakinan. Aqidah atau keyakinan di dalam hati adalah sesuatu yang super penting dalam proses beragama dan hidup kesehatan kita.
Orang melakukan kesalahan yang dilakukan oleh fisiknya dia memang berdosa, namun tidak lantas menjadi kafir. Namun ketika yang keliru adalah aqidahnya, maka inilah yang sangat berbahaya juga fatal.
Berbasis alasan ini pula, maka Aqidah dijadikan salah satu materi wajib di Madrasah Diniyyah Virtual (MDV) Al Hidayah. Dan pengajaran soal-soal yang berkaitan dengan Aqidah tidak boleh dilakukan hanya dengan modal kefasihan bertutur, logika yang lincah ataupun kelihaian dalam berceramah. Harus ada kitab rujukan yang akurat dan juga dianggap sah. Dan di Madrasah Diniyah Virtual MDV Al Hidayah ini, kitab rujukan yang dipakai adalah, Aqidatul Awam.
Di Madrasah Diniyyah Virtual (MDV) Al Hidayah, kitab Aqidatul Awam diajarkan oleh Ustadz Abul Wafa Al Hafidz. Dan di hari ini (Senin 5 Juni 2023) sudah memasuki perjumpaan yang ke empat. Dalam penjelasannya di pertemuan ini, ada beberapa poin menarik yang bisa kita pahami dari penjelasan Ustadz paling muda di jajaran civitas akademika MDV Al Hidayah ini, di antaranya:
1. Tentang awal dan akhir, terdapat empat macam perkara.
(1) Ada perkara atau sesuatu yang punya awal dan punya akhir, yaitu dunia seisinya ini. Termasuk kita semua, manusia.
(2) Ada sesuatu yang punya awal tapi tidak punya akhir, yaitu kehidupan di akhirat. Kehidupan di akhirat ada awalnya, namun tidak ada akhirnya.
(3) Ada sesuatu yang tidak punya awal namun punya akhir, yakni ketiadaan kita yang azali. Sebelum kita dilahirkan oleh para ibu kita, kita menyandang status tidak ada. Dan ketika kita sudah diwujudkan oleh Allah SWT di dunia ini, maka status ketiadaan kita berakhir.
Sama dengan secangkir kopi atau sebungkus klepon. Sebelum dibikin oleh pembuatnya, secangkir kopi atau sebungkus klepon itu tidak ada. Namun setelah dibikin dan disajikan maka kopi dan klepon itu menjadi ada. Nah, berakhir lah ketiadaan kopi dan klepon tersebut, berganti dengan ada. Meminjam istilah Jean Paul Sartre, kopi dan klepon sudah memiliki eksistensi.
(4) Adapun yang keempat adalah sesuatu yang tidak punya awal dan juga tidak punya akhir, yaitu Dzatnya Allah SWT, sifat-sifat dan perbuatan2-Nya. Dan jenis yang keempat inilah maksud atau makna nadzam ke-dua dari kitab Aqidatul Awam yang diajarkan dan dipaparkan oleh Gus Wafa di Madrasah Diniyah Virtual (MDV) Al Hidayah hari ini.
2. Saat kita menginginkan sesuatu dan belum dikabulkan oleh Allah SWT, kita sering terjebak dalam sikap batin suudzon terhadap Allah, dengan menganggap Allah SWT tidak sayang pada kita dan menolak permintaan kita. Padahal penolakan itu adalah pemberian yang terbaik bagi kita.
Ustadz Abul Wafa mencontohkan, misalnya kita minta mobil, kemudian Allah SWT tidak mengabulkan permintaan kita. Bisa jadi, jika kita diberi mobil maka akan terjadi kecelakaan yang mengenai keluarga kita.
Maka bila tidak diberi, artinya Allah SWT justru memberikan sesuatu yang terbaik bagi kita dibanding hanya sebuah mobil, yaitu keselamatan kita sekeluarga. Inilah yang oleh Imam Ibnu Athaillah As-Sakandari beliau nyatakan;
متى فتح لك باب الفهم في المنع عاد المنع عين العطاء
“Saat Allah SWT memberimu pemahaman tentang alasan kenapa permintaanmu tidak dikabulkan, kamu akan sadar bahwa penolakan itu justru merupakan anugerah terindah yang dihadiahkan Allah SWT terhadapmu.”
Inilah beberapa, poin penting yang bisa kita petik dari penjelasan Ustadz Abul Wafa Al Hafizh saat menyampaikan kajian Kitab Aqidatul Awam di Madrasah Diniyyah Virtual (MDV) Al Hidayah hari ini. Agar tidak ketinggalan ilmu dan informasi-informasi menarik lainnya, selalu ikuti semua kajian ilmu agama di MDV Al Hidayah, Jembatan Kebaikan.
*Ahmad Rofiq, M.Pd., Founder dan Pengasuh Madrasah Diniyyah Virtual (MDV) Al Hidayah, Pengurus LDNU Cabang Gresik, kini tinggal di Peganden Manyar, Gresik.