GRESIK | NUGres – Kehadiran tokoh agama di dalam strukutur masyarakat menjadi bagian dalam menciptakan suasana harmonis. Hal ini yang disampaikan Wakil Bupati Gresik Hj. Aminatun Habibah, kala menghadiri Haul ke-542 Kiai Ageng Arem Arem, Kamis (11/5/2023).
Pada kesempatan itu, Wabup menyampaikan kepada masyarakat Gresik yang hadir, agar meneladani sifat ulama terdahulu. Kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat yang tidak lepas dari nilai keagamaan.
“Kita sebagai masyarakat Gresik, harus mengamalkan ajaran-ajaran dari ulama terdahulu. Baik itu dari segi perilaku dan yang lainnya. Seperti Kiai Ageng Arem Arem ini, dari kisahnya kita bisa memetik pelajaran bahwa kesabaran itu berbuah manis.” ujar wabup yang akrab disapa Bu Min itu.
Lebih lanjut, Bu Min menuturkan bahwa ia bersyukur menjadi warga Gresik yang religius. Ini karena Gresik masih sangat kental dengan budaya keislamannya. Seperti yang diketahui selama ini, Gresik merupakan kabupaten dengan julukan Kota Santri.
“Kita harus bersyukur, karena dapat dilahirkan di Kabupaten Gresik. Disini masih banyak amalan-amalan dan suasana khas islam yang masih tetap ada, meskipun saat ini Gresik menjadi kota industri, tapi hal ini tidak jadi halangan untuk terus berperilaku religius.” pungkasnya.
Kisah Karomah Kiai Ageng Arem Arem
Jamak dikisahkan, Kiai Ageng Arem Arem merupakan seorang prajurit dan juru masak Nyai Ageng Pinatih yang tak lain ibu asuh Sunan Giri. Kiai Ageng Arem Arem juga diketahui bernama asli Thohir. Semasa hidupnya, ia juga sering ngemong atau merawat (ngerem-ngerem) Kanjeng Sunan Giri dimasa kecil. Hal ini menjadi cikal bakal julukan Kiai Ageng Arem Arem yang dikenal saat ini.
Sementara itu, kewaliannya diketahui saat Nyai Ageng Pinatih kebanjiran tamu. Saat itu, kayu bakar yang dipakai memasak habis, sehingga Kiai Ageng Arem Arem memasukkan kakinya ke dalam tungku. Diketahui saat itu, kakinya dapat memunculkan api sebagai pengganti kayu bakar.
Cerita ini juga diperkuat dengan kesaksian dari juru kunci makam Kiai Ageng Arem Arem. Menurutnya, selama ini cerita tersebut juga diturunkan kepada masyarakat sekitar. (tlh)