GRESIK | NUGres – Jelang Hari Raya Idulfitri, sejumlah pemudik sudah tiba di kampung kelahirannya. Tradisi nyekar atau menziarahi pusara orang tua dan keluarga tidak luput dari serangkaian aktivitas mereka.
Tradisi nyekar ini justru menjadi berkah tersendiri bagi para penjual kembang boreh, dari Dusun Langkir Desa Dukuhkembar Kecamatan Dukun, Gresik.
Menjelang perayaan Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah, penjual kembang boreh biasanya bermunculan di pasar tradisional hingga tepian jalan.
Bahkan tidak sedikit jumlah penjual kembang boreh menjemput rezekinya dengan membuka lapak di sekitar pemakaman umum di wilayah Kabupaten Gresik.
Jualan Kembang boreh, bagi warga Dusun Langkir Dukuhkembar Dukun menjadi berkah tersendiri. Menjelang Hari Raya Idulfitri tiba, warga masyarakatnya hampir berjualan kembang boreh.
“Saya selalu jualan kembang boreh setiap menjelang Idulfitri, H-3 kembangnya diperoleh dari pohon kenongo yang tumbuh di desa setempat milik warga sekitar,” ungkap Niatin, salah seorang penjual kembang boreh asal Dusun Langkir, Rabu (19/4/2023).
Tidak hanya untuk nyekar, Niatin menambahkan bila kembang boreh juga biasa digunakan warga untuk acara hajatan keluarga.
Menjual kembang ini, kata dia, juga menjadi penghasilan musiman bagi dirinya dan sejumlah warga Dusun Langkir.
Untuk sebungkus kembang boreh harganya bervariasi. Mulai dari Rp 3 ribu hingga Rp 10 ribu rupiah.
“Biasanya warga membeli lebih satu bungkus, mungkin keluarganya yang sudah meninggal ada beberapa yang perlu diberi kembang boreh di atas pusara makam. Alhamdulillah, ini berkah bagi kami,” pungkasnya.