BUNGAH | NUGres – Rangkaian Halaqah Sampurnan #2 telah usai dan resmi ditutup dengan seremonial Buka Bersama dan pengajian bersama KH. Ma’shum Luthfillah pada Selasa (11/4/2023) di Ruang Baca Universitas Qomaruddin.
Berbeda dengan Halaqah Sampurnan #1, Halaqah Sampurnan #2 digelar series, dengan total 10 halaqah termasuk penutupan. Dimulai sejak 25 Maret, Halaqah Sampurnan #2 fokus membahas Qowaid Fiqhiyyah dan Ushul Fiqh, dengan menghadirkan KH. Nawawi Sholeh dan KH. Suratin ‘Abbas sebagai pemateri utama.
Digawangi oleh Ma’had Al-Jamiah Universitas Qomaruddin, Halaqah Sampurnan #2 memberikan beberapa catatan dan rekomendasi sehubungan dengan Fikih Peradaban yang digaungkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Salah satunya adalah pentingnya integrasi Maqashid Syariah dengan ilmu-ilmu sosial.
“Di Halaqah yang kedua ini, catatan kami, yang paling penting adalah pentingnya mengintegrasikan Ushul Fiqh dan Qowaid Fiqhiyyah. Dalam perkembangan Fiqh Peradaban, tidak cukup hanya Maqashid, tapi juga butuh ilmu bantu lainnya. Jadi, untuk membaca Fikih Peradaban tidak hanya Ushul Fiqh,” tutur Mudir Ma’had Al-Jamiah UQ, Alimin.
Mantan Ketua KPU Gresik itu juga mencatat pentingnya mengembangkan pendekatan Istislahi dengan sains yang sesuai dengan perkembangan zaman, sebagaimana telah disampaikan pada materi yang terakhir disampaikan oleh Kiai Suratin tentang Qowaid Fiqhiyyah pertemuan kesembilan, “karena basis kita adalah pesantren.”
“Setelah ditutup ini, kami ingin merekomendasikan, di Halaqah Sampurnan ketiga nanti akan ada semacam konsorsium yang dihadiri oleh para akademisi, guru, dosen, peneliti, dan ulama NU, untuk fokus mengkaji bagaimana caranya memberikan pengajaran Maqashid Syariah sesuai dengan level pendidikan, mulai dari SD/MI sampai mahasiswa,” imbuh Alimin.
Pada gilirannya, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin, KH. M. Nawawi menggaris bawahi pentingnya mengembangkan Maqashid Syariah sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.
“Pengetahuan alam itu bagian dari pengetahuan agama, yang perlu dikembangkan,” kata KH. M. Nawawi, yang juga menjadi pemateri utama Halaqah Sampurnan #2 tentang Ushul Fiqh.
Sementara itu, Dewan Masyayikh Pondok Pesantren Qomaruddin, KH Ma’shum Luthfillah dalam pengajiannya menyampaikan bahwa banyak dari kita yang lupa ketika diberi nikmat itu sebenarnya kita diuji oleh Allah.
“Banyak yang tidak sadar kalau dapat nikmat itu diuji. Termasuk tubuh sehat. Kesehatan dan punya waktu luang, itu kenikmatan. Termasuk juga mendapatkan jabatan. Sekecil apapun kebaikan, kita harus berusaha meraihnya. Pengendalian diri itu penting. Apalagi seorang pemimpin,” pesan KH. Ma’shum Luthfillah.
Untuk diketahui, acara penutupan itu ditutup dengan doa yang disampaikan oleh Pemangku Pondok Pesantren Qomaruddin KH Alauddin. Tampak hadir pada acara ini Wakil Rektor I Muhammad Maghfur, Wakil Rektor 2 Ismail Hamim, Wakil Rektor 3 Ainul Halim, Nahdliyyin Bungah dan civitas akademika Universitas Qomaruddin.