MANYAR | NUGres – Guna mengenalkan sejarah dan budaya wilayah Manyar kepada generasi muda dan warga desa secara umum, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Manyar menggelar Ngasah Gaman, Sabtu (1/4/2023) malam.
Ngasah Gaman sendiri merupakan kependekan dari Ngaji Sejarah Gerakan Ansor Manyar. Dalam pelaksanaannya, PAC GP Ansor Manyar tidak sendiri, melainkan turut melibatkan Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI MWCNU Manyar), serta Pemerintah Desa Manyar Sidomukti.
Kepala Desa Manyar Sidomukti Ach Chasin yang hadir bersama perangkatnya memberikan apresiasi serta dukungan atas terselenggaranya kegiatan yang sangat penting ini.
“Kegiatan yang diinisiasi oleh para pemuda Ansor Manyar ini luarbiasa. Ngopi bareng sambil mengulas sejarah di Manyar. Ini bagus, karena selama ini memang belum ada pengajian sejarah seperti ini,” kata Kades Manyar Sidomukti.
Saking senangnya, Chasin bahkan turut membersamai persiapan kegiatan. Ia bahkan mempersilahkan kegiatan Ngasah Gaman bertempat di Cafe Tambak Kulon, Desa Manyar Sidomukti, yang tak lain merupakan BUMDES desanya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana kegiatan, Busthomi, turut mengemukakan alasan terselenggaranya Ngasah Gaman. Ia mengamini bila salah satu tujuannya yakni menggali dan mengenalkan sejarah lokal serta mengajak masyarakat desa Manyar.
“Ngasah Gaman ini menjadi ikhtiar bagi kita untuk memulai membuka wadah yang menjalin lapisan masyarakat baik yang muda sampai yang sepuh,”
Busthomi mengaku Ngasah Gaman ini telah lama menjadi unek-unek. Hanya saja, gagasan untuk mewujudkannya berupa gelaran kajian sejarah dan budaya di desanya belum menemukan format sekaligus narasumber yang cocok.
“Sudah dari lama, baik Ranting GP Ansor dan Karang taruna dari dulu memang ingin tahu Sejarah Manyar, tetapi ketika kita mengagas untuk membuat ngaji sejarah manyar kita kesulitan menemukan formatnya, mencari narasumbernya. Beruntung, saat bertemu Gus Ishom dari Lesbumi MWCNU Manyar, pada akhirnya kegiatan ini terselanggara dengan baik,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Ketua PAC GP Ansor Manyar, Vicky Firmansyah menuturkan ikhtiar dalam memperkenalkan Sejarah Desa Manyar kepada generasi muda agar dapat menjadi sumber catatan sejarah ini akan ia upayakan untuk terus berlanjut, bergerak dari satu desa ke desa lainnya di wilayah Manyar.
“Karena generasi muda khususnya usia-usia dibawa saya itu kan untuk mengkaji mempelajari sejarah-sejarah tentang desanya masih minim referensi. Oleh karena itu, ikhtiar ini harus dimulai dan berjalan untuk kali pertama,” kata Vicky.
Ke depan dari Ngaji Sejarah Gerakan Ansor Manyar ini, Vicky optimis bila kegiatan ini akan memunculkan banyak kata kunci atau pun jejak-jejak yang bisa ditindaklanjuti, ditelusuri, digali lebih dalam lagi, sehingga ujungnya menjadi sebuah karya berupa naskah.
“Saya kemarin termasuk salah satu dari tim pencari sejarah di desa Saya Gumeno. Termasuk dari kegiatan semacam ini upaya dalam menggali sejarah,” tandasnya.
Pada gilirannya, Ishomul Yaqin Idris atau Gus Ishom selaku Ketua Lesbumi MWCNU Manyar mengungkapkan kekhawatirannya mengenai generasi muda. Utamanya tentang masih gelapnya pengetahuan sejarah di Manyar. Ia semakin khawatir, semakin terkikis lantaran upaya penelisikan data sejarah masih sangat terbatas.
“Kita miris dengan adik-adik dan anak anak kita, yang notabene tidak tahu sejarah leluhurnya, bagaimana mereka itu bisa menghargai leluhurnya kalau mereka sendiri tidak tahu sejarah leluhurnya. Namun terkait sejarah Manyar kita juga terbentur akan adanya prasasti dari tahunnya, ini yang sulit kita melacaknya,” kata Gus Ishom.
Turut membersamai kegiatan sampai akhir, Ketua PC LESBUMI NU Gresik Lukmanul Hakim menyampaikan terima kasih atas gelaran ini. Menurutnya, pentingnya kesadaran tentang menghargai sejarah agar tetap terjaga dan dikenang oleh masyarakat
”Kesadaran sejarah itu sangat penting, kesadaran akan leluhur juga sangat penting. Bukan hanya di tahlili dan diwasilahi, tetapi juga menghidupkan tradisi dan budaya menurun dari leluhur itu juga hal yang harus dilakukan,” tandasnya.
Harapannya agar sejarah di Manyar dapat tetap dikenal serta diketahui oleh generasi muda. Lukman juga menyebut peran masyarakat serta pendidikan sangat berpengaruh bagi peradaban mendatang.
“Harapan kami ada penulisan buku sejarah lokal desa manyar komplek yang nanti akan masuk dunia Pendidikan, bahkan harus ada rekomendasi jadikan salah satu materi kurikulum di sekitar dan pesantren di sekitarnya dan tokoh masyarakat manyar komplek bahkan di kecamatan manyar,” tutupnya.
Diketahui, Ngasah Gaman malam itu, menghadirkan dua narasumber antara lain; Kiai Mudhoffar Usman selaku Majelis Kebudayaan PC LESBUMI NU Gresik yang juga peneliti jaringan ulama dan pesantren di Gresik. Sedangkan narasumber kedua yakni Ustaz M. Syihabbuddin, penelusur sejarah Manyar yang tengah bergiat menulis sejarah dan tradisi Manyar.
Kegiatan Ngasah Gaman menjadi semakin gayeng, lantaran peserta yang mengikuti kegiatan turut memberikan sejumlah pertanyaan yang begitu mendalam. Beberapa juga membagikan apa yang ia ketahui tentang Manyar.