BUNGAH | NUGres – Kajian Kitab Arbain Nawawi pada Lailatul Kopdar oleh MWCNU Bungah terus bergulir. Pertemuan kelima, Kamis (30/3/2023), Ustaz Muhaimin selaku Wakil Katib MWCNU Bungah menyampaikan Hadis nomor 9 dan 10.
Dua hadis tersebut diriwayatkan dari seorang sahabat nabi yang sangat menyukai kucing. Hingga beliau, Abdurrahman bin Shakhr, masyhur dengan panggilan Abu Hurairah R.A.
Pada hadis nomor 9, telah menjelaskan tentang larangan dan perintah Allah. Inti hadis tersebut kurang lebih; “Apa-apa yang telah Aku (Allah SWT) larang maka jauhilah, dan apa-apa yang Aku (Allah SWT) perintah maka laksanakanlah, semampunya.”
Uniknya, susunan hadis tersebut terselipkan kata مَااسْتَطَعْتُم (semampunya) setelah seruan untuk melaksanakan perintah. Artinya, seruan yang diberikan kepada umat manusia tidak semata-mata secara mutlak tanpa toleransi. Namun sebaliknya, larangan yang ditelah disampaikan Nabi SAW mutlak adanya.
Begitu luas kasih sayang Allah pada hambanya. Hingga setiap perintah yang diberikan selalu ada kemudahan untuk menjalankan, sesuai dengan kemampuan makhluknya. Seperti perintah salat, bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk, bila tidak mampu duduk maka dengan berbaring dan seterusnya.
Pungkasan hadis tersebut berisi peringatan, rusaknya umat terdahulu itu karena terlalu banyak pertanyaan yang bukan berkaitan dengan kewajiban agama ataupun untuk memperdalam keilmuan. Misalnya, menanyakan tentang mampu itu seberapa? Sehingga mereka tidak bisa menjalankan perintahnya.
Selanjutnya, hadis nomor 10 diawali dengan redaksi yang menegaskan; “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima sesuatu kecuali yang baik”. Kemudian Allah SWT memerintahkan pada para utusan-Nya, “Makanlah hal yang baik dan lakukan perbuatan yang baik”.
Tidak sampai di situ, Allah SWT memerintahkan pula pada seluruh mukmin untuk memakan makanan halal dan mendapatkan rizki yang halal pula.
Dikisahkan dalam hadis tersebut, ada seorang musafir yang berdoa memohon kepada Allah, sedang kondisi tubuhnya berantakan. Perutnya dipenuhi dengan makanan-minuman haram, demikian dengan pakaian yang kenakan juga haram. Lalu apakah doa tersebut akan diijabah oleh Allah?
Kisah tersebut patut menjadi catatan untuk kita lebih mawas diri. Karena makanan, minuman ataupun pakaian yang kita kenakan akan mempengaruhi kemustajaban doa-doa kita.
Semoga catatan ini bisa menjadi pengingat dan kita selalu ada dalam lindungan-Nya. Wallahu ‘alam.