UJUNGPANGKAH | NUGres – Konsep Kemandirian ekonomi umat merupakan wujud dari melepaskan diri dari perangkap keterbelakangan ekonomi suatu kelompok. Wujud tersebut merupakan aksi nyata yang dilakukan Pengurus Badan Pelaksana Penyelenggaraan Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama (BP3MNU) TP Ihyaul Ulum, Cangaan Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik, yaitu dengan peresmian koperasi serta launchingnya Ihya’ Max (market) pada Ahad (22/01/2023).
Grand opening Koperasi dan Ihya’ Max itu dihadiri oleh Pengurus BP3MNU TP. Ihyaul Ulum, pengurus NU Ranting Cangaan dan sejumlah tokoh masyarakat setempat. Launching juga terasa makin istimewa dengan kehadiran Prof Dr (HC) KH Abdul Ghofur, selaku Pengasuh Ponpes Sunan Drajat Lamongan, sebagai pemberi tausiyah seakaligus doa dipuncak acara.
Dalam sambutannya, pengurus BP3MNU TP. Ihyaul Ulum Cangaan Drs KH Ahmadin Madnan, mengatakan Ihya’ Max merupakan milik bersama dan harus pula kita yang merawat.
“Bayangkan kalau kita punya perasaan memiliki Ihya’ Max dan punya pemahaman yang matang, pasti akan bermanfaat entah buat kita sendiri atau orang lain. Istilahnya begini, kalau kita belanja jauh keluar sana, keluar desa dan beli di sana pasti yang akan menerima untung cuma orang yang punya toko saja, beda kalau di Ihya’ Max, tentu keuntungan akan balik ke lembaga kita,” tegasnya.
Dengan manajemen yang bagus, beliau meyakini Ihya’ Max akan menjadi pilihan masyarakat. Terlebih harga lebih murah dan layanan lebih ramah, diharapkan membuat warga dan jemaah bisa berbondong-bondong dan istiqomah berbelanja ke Ihya’ Max.
Selain harganya yang ekonomis, terobosan yang dilakukan Pengurus NU Rating Cangaan ini diharapkan bisa menjawab sekaligus melayani kebutuhan jamaah NU maupun masyarakat umum. Dengan kata lain, kehadiran koperasi dan Ihya’ Max di tengah-tengah masyarakat merupakan lingkaran; dari umat, oleh umat dan untuk umat.
Pada penutup acara, Prof Dr (HC) KH Abdul Ghofur ikut senang atas dedikasi seluruh yang ikut membantu berdirinya koperasi dan Ihya’ Max, beliau juga memberi wejangan sebelum doa, bahwa kita sebagai warga NU harus berkecukupan, usahanya harus lebih giat dan doanya harus nyereng setiap saat. (Shafif KA/Chidir)