MANYAR | NUGres – Proses belajar mengajar akan lebih tepat apabila dilaksanakan dengan suasana yang menyenangkan. Ini yang melatari sebuah workshop bertajuk “Menjadi Guru yang inspiratif dan inovatif”.
Workshop ini dilaksanakan di Aula STAIDA Gresik, (Sekolah Tinggi Agama Islam Daruttaqwa). Pesertanya yakni mahasiswa yang akan menempuh Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ke-2.
Sebagaimana mestinya diskusi ilmiah, Ketua STAIDA Gresik Dr Syifaul Qulub, mengawali forum seminar itu dengan menyorongkan dilema era transformasi masa kini.
Sambutan pria yang disapa Doktor Afuk itu sekaligus menjadi rumusan masalah. Ia menyajikan catatan keprihatinan. Tentang ketidakselarasan penyelenggaraan kependidikan dengan lembaga pendidikan.
Wakil Ketua PCNU Gresik ini juga menyinggung, bila guru dan komponen masyarakat–yang apabila dipicu oleh kesalapahaman, timbul kekesalan sehingga muncul narasi yang liar. Menitir diksi yang menabrak etika, bahkan kebablasan.
“Untuk pintar, tidak lagi bergantung pada sosok dan peran Guru. Sebab dapat dipelajari secara mandiri di era sekarang ini,” kata Doktor Afuk (16/1/2022). Tentu saja ini bikin mengerenyitkan dahi para calon guru.
Lalu bagaimana peran dan tugas seorang Guru? Doktor Afuk mengatakan proses belajar dan mengajar tidak hanya sekedar transfer knowledge semata.
Ia menyatakan, misalnya perlu untuk merefleksikan makna yang berkelindan di balik seruan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW. Melalui peran Malaikat Jibril yang berusaha membelajarkan Rasulullah.
“Tujuan dan peran Guru pada hakikatnya dialah yang mampu mendorong perubahan sikap menuju kepribadian atau akhlak yang lebih baik. Dengan penyerapan pengetahuan secara sadar,” imbuhnya.
Guru Kreatif dan Inovatif
Seorang Guru di era digital memang tidak mudah, apalagi menjadi guru yang kreatif dan inovatif di era digital. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guru dituntut agar lebih menguasai informasi dan kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran.
Kecakapan Guru dalam learning tools seperti program, aplikasi, maupun software juga dapat menarik perhatian siswa. Guru terampil kreatif dan inovatif, setidaknya mengikuti apa saja perkembangan teknologi. Menyelami istilah baru para peserta didiknya terkait teknologi informasi. Ini akan membuat pembelajaran semakin maju, menarik, menyenangkan dan tepat sasaran.
“Guru juga perlu belajar dan familer dengan multimedia. Guru perlu belajar meracik keluaran learning tools itu sebagai alat transformasi pengetahuan atau juga mengkomunikasikan ide dengan baik,” pungkasnya.
Tips dan Trik Jadi Guru Ideal
Singkatnya, dalam workshop ini, Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu Cabang Gresik) Syamsul Anam, menyampaikan sekurangnya tiga poin penting :
- Guru inspiratif, inovatif, dan kreatif di masa yang serba canggih ini harus adaptasi. Kendati demikian, seorang Guru tidak perlu meninggalkan metode ala Muassis NU yang memiliki akhlak luhur, santun, mencintai ilmu dan menyayangi pencari ilmu (peserta didik).
- Guru harus memiliki spirit untuk membaca, memahami, dan menemukan subtansi Kurikulum Merdeka yang pada 2023 ini dicanangkan.
- Guru kokurikuler dalam kurikulum merdeka yang diaplikasikan dalam projek penguatan profil pelajar pancasila. dengan dimensi dan temanya serta aplikasi dalam pembajaran.
Terkhusus kegiatan pembelajaran kokulikuler yang bakal mendukung kegiatan dalam kelas (intrakulikuler), membutuhkan penguasaan dan pengalaman guru terkait potensi kearifan lokal yang dapat digali. Suatu tempat berkenaan tempat-tempat edukatif, guru harus memiliki referensinya. (Syafik Hoo)