GRESIK | NUGres – Para tokoh sekaligus kaum Ibu di Kabupaten Gresik memaknai kembali peran seorang Ibu. Pasalnya, Gresik yang menyandang sebagai Kota Pesantren, juga Kota Para Wali, mendapati fakta bahwa telah bersemayam tetokoh Waliyah (sebutan untuk Auliya perempuan) di tanah ini.
Dapat dijumpai fakta sejarah keagungan nama tokoh-tokoh antara lain yakni Nyai Fatimah Binti Maimun, Nyi Ageng Pinatih, Nyai Dewi Sekardadu, Waliyah Zainab Bawean dan sederet nama lainnya.
Bagi Wakil Bupati Gresik Nyai Aminatun Habibah, atau yang lebih familiar dikenal dengan Bu Min, Gresik sesungguhnya bersyukur atas prasasti keteladanan yang sedianya diwariskan dari sederet tokoh Waliyah tersebut.
“Hal ini menunjukkan bahwa sejak dulu kaum ibu di Kabupaten Gresik memiliki peranan yang penting dalam memajukan masyarakat, sesuai bidangnya masing-masing,” tutur Bu Min, saat NUGres meminta kata persembahan Hari Ibu, yang jatuh Kamis 22 Desember 2022, hari ini.
Menurut Bu Min, peran para Waliyah di Kabupaten Gresik ini dapat terus diinsyafi, dijadikan spirit serta sebagai inspirasi yang dapat terus dinyalakan.
“Seperti Nyi Ageng Pinatih sebagai Syahbandar di zamannya, beliau ikut serta dalam memajukan perekonomian masyarakat. Nyai Fatimah ikut serta dalam syiarnya agama Islam, dan seterusnya,” kata Bu Min, yang diketahui beberapa waktu lalu bersama Pemerintah Kabupaten Gresik dan stakeholder meluncurkan Kawasan Heritage Kabupaten Gresik berjuluk Bandar Grissee.
Selain Bu Min, NUGres juga meminta pemaknaan Hari Ibu dari Ketua Pimpinan Cabang Muslimat NU Gresik, Nyai Aliyah Ghozali. Ia menyatakan semua orang hebat, sukses, sekalipun Auliya’ dan Pemimpin dilahirkan dari seorang Ibu.
“Karena Ibu adalah seorang Super Hero yang tak mengenal Kostum dan Status. Sebuah keluarga bahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini menjadi kuat dan hebat tak lepas dari para Pejuang dan para Pahlawan dari kaum Ibu yang ada di segala aspek kehidupan,” tutur Nyai Aliyah.
“Sungguh hebat kaum ibu. Melalui organisasi Muslimat NU kekuatan seorang Ibu dipersembahkan untuk mewujudkan kelurga dan masyarakat sejahtera, mandiri dan berkualitas. Selamat hari Ibu,” tambahnya.
Kemudian pemaknaan kembali hari spesial bagi Ibu juga disampaikan oleh Ketua Fatayat NU Gresik, Ainul Farodisa. Ia mengungkapkan eksistensi diri perempuan di era kesetaraan peran yang meniscayakan kolaborasi sejatinya membutuhkan keseimbangan yang tidak mudah. Namun sejarah telah banyak memberikan pelajaran berharga.
“Perempuan punya peran penting dalam membangun peradaban, baik eksistensinya untuk menjadi pengayom di ranah domestik dengan menjadi ibu yang luar biasa maupun keterlibatannya dalam perjuangan di ranah publik. Semua menunjukkan bahwa perempuan bisa menjadi sosok yang kuat, mandiri dan berdaya,” kata Ainul.
Berkaca pada para Waliyah, para Muassis Bu Nyai yang ada diatas, maka betapa peran ibu sangatlah penting dalam menjadikan putra-putrinya menjadi sosok yg luar biasa. Doa Ibu menjadi pendorong jatuhnya takdir tuhan,” pungkasnya. (Chidir)